My Rainbow Dreams

Just Blogger Templates

Minggu, 09 Oktober 2011

DONT GO ANYWHERE

Setelah kejadian itu, Mikki kembali lagi seperti sedia kala. Mikki aku sangat sayang kamu, kamu tahu itu kan. Kalau bisa menghentikan waktu, aku hentikan saat-saat kita tertawa bersama seperti saat ini. Memang bukan aku yang mengendalikan kehidupan ini, memang bukan aku penguasa raga dan dunia ini, tapi aku pinta kepadamu yang maha segalanya aku ingin sahabat ku pergi setelah aku pergi.
"Main lagi yuk", ajak Mikki sambil cengingisan kayak kuda kasmaran.
"Udah dulu, ya. Capek nih, istirahat ya. Sebentar aja, janji deh", pintaku dalam kelelahan.
"Tapi, aku masih mau.....", ucapannya terputus, Mikki mengelus-elus dadanya. Wajahnya pucat. Sepertinya ia sedang menahan rasa sakit yang sangat sakit. Ya Allah, ada apa ini? Aku gak ingin kalau waktu yang tidak diinginkan itu datang pada hari ini. Mikki pun sudah tidak sanggup lagi duduk, ia sudah menggeletakkan tubuh kekarnya di sampingku. Aku bingung, aku pusing, aku panik, aku harus ngapain?. Bergegas aku menelpon rumah sakit dan orang tua Mikki. Ambulance datang, Mikki dan aku pun berangkat ke rumah sakit terdekat. Disepanjang jalan aku selalu berdoa, memohon agar Mikki kembali normal, kami belum puas bermain tadi. Setibanya di rumah sakit, aku ikut mengantarkan sahabat terbaikku menuju ruang UGD. Tidak lama kemudian, orang tuanya Mikki datang dan menanyakan semua pertanyaan dengan nada kepanikkan kepadaku. Dokter pun keluar dari ruangan tempat Mikki dibawa tadi.
"Bagaimana dokter keadaan anak saya? Dia baik-baik saja kan? Dia gak kenapa-kenapa kan?", tanya mama Mikki dengan kepanikkan dan kehisterisan yang bercampur dengan tangisan.
"Anak ibu mengidap kelainan pada hatinya yang sudah parah. Dia bisa selamat dengan cara mencangkok hatinya. Tapi, kita perlu pendonor yang rela memberika hatinya ke anak ibu", jelas dokter yang menangani kasus Mikki.
Mendengar pernyataan dokter tadi, membuat kami sedih. Mama Mikki tidak dapat membendung air matanya, ia tidak mau kehilangan anak tercintanya. Begitu pun aku. Aku tidak dapat kehilangan sahabat tersayangku, aku gak mau dia pergi mendahuluiku. Aku pun berlari sekuat-kuatnya untuk keluar dari tempat mengerikan itu. Aku berlari kemana pun aku mau, aku berlari tanpa arah, yang ada dipikiranku saat itu adalah aku ingin mengejar dan mendapatkan kesehatan milik Mikki lagi. Bila aku mendapatka kesehatan Mikki lagi, akan aku kantongi dan akan aku bawa kembali ke Mikki terus aku kasih ke Mikki. Lalu bilang " hai, Mikki. Coba tebak aku bawak apa untuk kamu. Aku bawak kesehatan untuk kamu. Nih, kesehatan kamu. Aku bonusin hanya untuk kamu satu nyawa cadangan. Jadi kamu gak akan bisa cepat dong pergi dariku". Aku pun berhenti berlari dan teriak sekencang-kencangnya, sekuat-kuatnya dan sekeras-kerasnya, biar semua orang tahu tentang kondisi Mikki sekarang, biar semua orang bisa bantu aku dan Mikki. Ingin sekali aku ngomong sama orang- orang," Woy, makhluk dimuka bumi ini dengerin aku sebentar. Sahabatku sedang sakit, tolong bantu dia. Dia sekarat sekarang, aku gak mau kehilangan dia. Please, tolong aku. Aku mau jadi apa saja yang kalian inginkan, jika kalian mau membantu temanku".
Seketika itupun aku menangis tersedu-sedu karena membayangkan sahabatku yang nantinya akan pergi. Aku pun pulang ketempt persembunyianku, disini aku dapat menangis, berteriak dan melakukan apa saja yang aku mau. Otakku pun mengulang waktu aku di bawa oleh Mikki ke sofa kepunyaanku. Aku pun menangis lagi disofa yang mengingatkan aku dengan Mikki.
Aku pun membesuk Mikki di keesokkan harinya. Aku melihat Mikki yang kurus, pucat, dan tergeletak tak berdaya, sangat berbeda dengan Mikki yang ku kenal sejak lama. Tapi, mau bagaimana pun keadaan Mikki, dia tetap sahabatku dan akan selalu menjadi sahabatku selamanya walaupun tak seutuhnya milikku.
"Mikki, aku datang menjeguk kamu. Cepet sembuh ya. Aku selalu mendoakan agar kamu sehat dan gak sakit-sakitan lagi. Supaya kita bisa main sama-sama lagi. Tertawa, menertawakan dan ditertawakan bersama. Cepet sembuh ya. Aku kangen nih. Kangen banget malah sama kamu. Untuk sekarang aku belum bisa ngelihat senyum khasmu yang membuat kamu tambah manis. Kali ini aku jujur, aku sangat seneng banget sudah dipertemukan dengan orang yang sekarang jadi sahabat aku. Bukan penysealan bagiku mengenal kamu. Kamu akan selalu menjadi hal terindah dihidupku. Kuat ya. Sahabatku tersayang pasti bisa menjalani cobaan ini. Kamu kan hebat, dahsyat, spektakuler dan semuanya lah . Aku gak mau pertemuan terakhir kita berakhir di rumah sakit. OK, sahabatku tersayang. Doa terbaikku selalu menyertaimu. Selalu dan selamanya."
Aku pun menaruh kumpulan buah itu dimeja yang berada disamping tempat tidur Mikki, lalu berjalan meninggalkan Mikki yang sedang dalam ujian terberatnya. Berat bagiku untuk meninggalkan Mikki sendiri, tapi mau bagaimana lagi? aku tidak dapat melakukan apa-apa, yang dapat aku lakukan adalah berdoa dan memohon agar Mikki diberi keajaiban yang membantunya untuk hidup dan sehat kembali.
"Kring, Kring, Kring", telponku berbunyi keras sekali.
"Assalamualaikum", terdengar suara wanita yang ada di telpon. Suaranya seperti orang yang terkena flu.
"Wa'alaikum salam. Ada yang bisa saya bantu?" jawabku.
"Banyak nak. Mikki selalu memanggil namamu. Mikki butuh kamu sekarang. Cepat kesini ya, dia sedang kritis".
"Iya dan secepatnya saya akan kesana", ingin rasanya aku yang menggantikan Mikki. Ingin rasanya aku yang persi dan tidak mengetahui apa yag terjadi dengan Mikki. Ya Allah, sembuhkan lah teman terbaikku.

0 komentar:

Posting Komentar

SAHABAT

Selalu dalam suka duka dan Selamanya bersama