My Rainbow Dreams

Just Blogger Templates

Selasa, 04 Oktober 2011

DONT GO ANYWHERE

"Aku mau ngomong sama kamu?", pintanya.
"Ya, ngomong aja. Biasanya kan kalo kamu mau ngomong ya ngomong aja", ucapku dengan nada biasa saja namun tetap menaruh curiga. Ada apa dengan sahabatku yang satu ini. Beda banget.
"Aku cuma mau ngomong kalo kamu sudah besar nanti jangan lupain aku ya. Kita tetep sahabatan ya. Kita tetep sama-sama ya", pintanya kepadaku. Apa maksudnya semua ini. Kenapa dia? Apa yang salah? Benarkah ini sahabatku yang dulu?.
"Tenang ya Mikki, aku gak akan pernah ngelupain kamu. Musibah terbesarku bila melupakan kamu. Cobaan terberat dalam hidupku", aku mencoba tersenyum walaupun aku tidak sanggup untuk tersenyum. Entah mengapa, pertanyaan tadi membuat aku TAKUT.
"Kau memang sahabat terbaikku", Mikki mulai tersenyum kembali. Aku pun mulai lega karena melihat senyumannya yang menghiasi wajah manisnya. Alhamdulillah ya.

"Mikiiiiiiiiiiiii", teriakku memanggil Mikki. "Apaaaaaa", Mikki menghentikan langkah kakinya.
"Jalan yuks", ajakku. "Mau ya, mau kan, mau dong. Yayayayaya" bujukku dengan senyuman terlebarku.
"Gimana ya???", sambil mikir-mikir gak jelas maksud dan tujuannya."Gimana ya???", ulangnya sekali lagi. Aku mengernyitkan dahi. "OK Deh, mau kemana?" tanyanya dengan semangat.
"Aku mau kesini, kesitu, kesana, kedalam, keluar, kemana-mana", jawabku main-main.
"Kamu bleh kok", selanya.
"Boleh???", pikirku dengan tanda tanya dimana-mana.
"Iya, boleh", tambahnya dengan senyum sumringah. Sok Kemisteriusan.
"Maksudya boleh itu apasih?", tanyaku dengan nada jengkel.
"Kamu boleh kerumahku, kekelasku, kehatiku juga boleh", Jawabnya PD.
"Oh, begitu. sekarang juga aku mau kekelasmu, karena kelasmu adalah kelasku".
"Silahkan sahabatku tersayang". Aku pun hanya terdiam dan tersipuh mendengar kata-kata yang baru saja keluar dari mulut sahabat baikku.
Pelajaran selesai. MERDEKA. Saatnya kekantin.
"Jadi, kita jalan-jalannya?", katanya sambil memesan makanan buat kami.
"Jadilah", kataku singkat.
"Gitu doang?" tanyanya.
"Apanya?" aku balas bertanya.
"Jawabannya".
"Emangnya, mau gimana?"
"zzzzzzzzzzz".
"OK", putusku. "Jadilah, jadilah,jadilah,jadilah, jadilah, jadilah. Puas kamu, Panjangkan?".
"Hahahahahahahahahahah".
"Kok ketawa sih?". Kalau bukan sahabatku, sudah kutampar nih orang.
"Lucu aja", ucapnya dalam kegelian.
"Apa? Kamu baru tahu ya kalau aku tuh lucu banget. Kemana aja kamu selama ini, baru sekarang kamu sadar kalau aku tuh lucu. BANGET malah", omonganku tadi menghentikan tawanya. "Gitu dong".
"Aku mau nanya lagi nih sama kamu", pintanya lagi.
"Apa".
"Denger ya. Kalo seandainya aku gak ada lagi untuk selamanya, kamu kangen gak sama aku? Nangis gak Kalo gak ada aku? Nyari sahabat lain gak? Benci gak sama aku? Lupa gak sama aku..........".
"Gak ada yang bisa ngambil kamu dari aku", omonganku memutus omongan Mikki. "Kamu akan selalu sama-sama aku. Biarkan waktu bergulir dan membuktikan semuanya. Kamu akan tetap bersamaku dan aku kan tetap selalu bersamamu. Selalu dan Selamanya. Gak ada yang bisa memisahkan apalagi menghancurkan persahabatan kita". Aku terdiam. Mikki pun tak dapat mengatakan sesuatu. Kami pun hanya terdiam dan saling bertatapan mata. Tak sengaja aku pun menjatuhkan air mataku. Aku gak akan pernah bisa nerima kalo Mikki kenapa-napa. Mikki pun menghapus air mataku. Mikki sangat merasa bersalah karena telah membuatku menangis. "Maaf, ya. Bukan maksudku kok buat kamu nangis".
"Bukan kamu yang membuat ku menangis, tapi takdir dan nasib yang telah ditentukan yang membuatku sedih. Untuk apa kita dipertemukan kalo akhirnya kita dipisahkan. Aku sudah terlanjur merasakan indahnya persahabatan, kalau akhirnya harus dilenyapkan aku belum bisa nerima untuk saat ini dan mungkin selamanya. Aku gak bisa kehilangan teman seperti kamu, kamu terlalu berharga bagiku", aku pun menjatuhkan air mataku lagi, lebih banyak dari sebelumnya. Kami pun kembali terdiam untuk kedua kalinya. Mikki yang duduk disampingku, kemudian merangkulku dan menjatuhkan kepalaku di atas pundaknya dan aku pun menangis di pundak Mikki. Maaf Mikki, bukan maksudku untuk menunjukkan senjata terakhirku dihadapanmu. Tapi kehilangan orang yang aku cintai adalah hal terburuk dihidupku.
"Oh ya, ikut yuk", ajak Mikki untuk menghiburku.
"Kemana?"
"Ikut aja. Yuk. Dijamin damai kok", ajaknya.
Sesampainya ditempat yang dijanjikan. Memang benar-benar tempat yang damai dan sangat damai. Kami pun duduk dibawah pohon yang telah ada dan memang ada disitu. Kami menghirup udara segar yang ada ditempat itu dan merasakan udara yang berhembus sepoi-sepoi. Tempat itu memang sangat membawa kedamaian bagi yang berada disitu. "Kalo kamu kangen sama aku ketempat ini aja, kamu akan selalu merasakan adanya aku kok kalo kamu datang kesini", ucapnya memecahkan keheningan.
"Untuk apa aku pergi kesini hanya untuk merasakan kehadiranmu. Kamu selalu berada dan akan selalu berada didalam hati aku kok. Kamu gak akan pernah hilang dari sejarah hidup aku", jawabku.
"Makasih ya. Memang kamu benar-benar sahabat terbaikku", pujinya. Hening pun terasa kembali, sampai akhirnya aku yang bicara, "Mikki antar aku kesuatu tempat yuk", pintaku. "Kemana?".
"Ayok", ajakku. Aku pun membawa Mikki kesuatu tempat yang hanya aku yang tahu. Ini adalah tempat persembunyianku.
"Tempat apa ini?", tanya Mikki penasaran.
"Ini tempatnya aku. Kalo kamu kangen sama aku, kamu boleh kok kesini. Aku sering kesini untuk menjernihkan pikiran. Biasa masalah seorang pelajar."
"Emangnya kamu mau pergi kemana? Kok gak bilang sih?"
"Aku gak tahu mau kemana. Aku gak mau pergi kemana-mana, tapi bila memang harus pergi aku akan pergi ke hati dan pikiran kamu kok. Gak ganggu tapinya.", ujarku.
"Kamu mau kemanapun yang ada didalam tubuh bagian mananya aku, itu gak ganggu kok".
Cerita kami dihari itu sangat mengerikan. Entah siapa duluan antara aku atau Mikki. Kami tidak tahu?
 Apa maksud dan tujuan kami cerita itu pun kami gak tahu. Cuma waktu yang bisa menjawab semuanya

0 komentar:

Posting Komentar

SAHABAT

Selalu dalam suka duka dan Selamanya bersama