My Rainbow Dreams

Just Blogger Templates

Selasa, 21 Februari 2012

DONT GO ANYWHERE

"Aku gak kuat kalo begini caranya, Ki. Aku ingin besok kita udah bisa main lagi tanpa menunggu satu tahun lagi. Aku ingin besok kamu sudah dioperasi, jadi satu bulan sudah itu kita bisa main sama-sama lagi," tegasku sambil melepaskan pelukan Mikki.
"Tunggu dulu. Aku yang menghadapi semua ini, aku yang merasakan sakitnya penyakit ini, aku yang capek dengan semua ini, dan aku juga akan lebih sedih dari kamu bila kamu seperti ini terus," cegahnya saat aku ingin pergi meninggalkan ruangannya, "Aku gak bisa lihat kamu seperti ini terus, sangat tidak bisa," ucap Mikki dengan nada menahan tangisan, "Aku semakin sakit saat kamu seperti ini..."
"Dan aku pun....," putusku.
"Dan aku pun semakin sakit saat kamu menceritakan tentang apa yang kamu lakukan beberapa hari ini. Terima kasih dengan semua yang sudah kamu lakukan Sahabat Tersayangku. Terima kasih. Aku tahu kamu tidak mau kehilangan aku begitupun dengan aku yang tidak mau juga kehilangan teman seperti kamu. Aku juga sayang sama kamu. Aku tidak mau ada sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi dengan kamu diluar sana. Aku ingin kamu tetap disini menemaniku sampai tiba saatnya aku dioperasi nanti. Aku sudah mengira hal seperti ini akan terjadi. Hati memang salah satu organ tubuh yang penting, jadi semua orang yang memiliki hati sama kayak aku gak akan mungkin memberikannya langsung sama aku, apalagi dia tidak kenal sama aku," jelasnya memecahkan amarahku. Aku terdiam seribu bahasa walaupun akhirnya aku pergi dan tak meninggalkan satu kata pun. Besok kamu akan dioperasi, itu janjiku.
Aku bingung mau pergi kemana, ingin rasanya aku pingsan. Akhirnya aku pun pergi menuju ketempat persembunyianku. Disana aku dapat berfikir dengan jernih, apa yang harus aku lakukan untuk dapat membuat operasi Mikki dipercepat?
Saat ini aku mungkin sudah bisa dikatakan gila. Hidupku sudah tidak karuan lagi, Penampilan, Prestasi dan semuanya yang dulu ada sudah lenyap. Bahkan, aku pun sudah lupa untuk pergi menjenguk Mikki sahabatku. Aku sudah tidak mau tahu lagi tentang dia. Sampai akhirnya aku mendapatkan telepon dari rumah sakit yang pernah memberikan harapan bahwa hati anda sudah siap untuk didonorkan. Betapa senangnya aku, tapi aku juga menaruh keraguan untuk donor hati itu.
2 bulan sudah aku tidak menjenguk Mikki dan ini kali pertama aku menjenguk Mikki kembali. Ku temukan Mikki yang kurus, berkantong mata, dan disekitar matanya sudah bewarna abu-abu kehitaman. Aku sangat terkejut melihat Mikki yang berubah secara fisik ini, sangat berbeda dengan Mikki yang aku tinggalkan dulu. "Hai, Mikki. Apa kabar? Aku harap kamu masih ingat sama aku." kata-kata pembukaan untuk hari ini.
"Mikki, mengapa kamu jadi kurus begini sih? kamu gak makan berapa minggu? Kamu..."
"Kamu kemana saja selama ini?" putusnya. "Masih mencari donor hati untuk aku? Masih berlari dari siang sampai malam demi hati? atau jangan-jangan...Kamu sudah bosan menemaniku disini?", pertanyaan yang mebuat ku hampir tak dapat membuka mulut.Tarik nafaaas dan Hembuskan..HAA.
"Aku gak seperti apa yang kamu pikirkan kok. Untuk apa aku mencari hati sedangkan orang yang aku carikan tidak mau menerimanya," terdiam sejenak lalu melanjutkan kembali,"Aku cuma mau bilang kalo salah satu rumah sakit yang aku temuin waktu itu mengatakan bahwa sudah ada hati yang pas dengan kamu dan mau mendonorkannya ke kamu kapan pun kamu mau. Cuma itu yang ingin kusampaikan pada hari ini mau langsung bilang 'iya' kalo tidak mau, ya tinggal bilang 'tidak' aja," perkataanku menjawab semua yang dipertanyakan oleh Mikki tadi. Mikki pun berpikir dan langsung menjawab, "Aku siap dioperasi kapan pun, demi kamu". Aku terkejut. Terima Kasih Mikki, kamu mebuat perjuanganku tidak sia-sia.

0 komentar:

Posting Komentar

SAHABAT

Selalu dalam suka duka dan Selamanya bersama